Walikota Adhan Dambea terus menimbulkan kontroversi. Kali ini bukan soal marah-marah, tapi ditengah efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden Prabowo, Adhan Dambea malah memboyong pegawai ke Apeksi di Surabaya.
Berdasarkan pantauan media ini, beberapa pegawai Pemerintah Kota Gorontalo memposting kegiatan mereka mulai dari keberangkat hingga kebersamaan bersama Walikota Adhan Dambea diakun media sosial milik pribadi.
Misalkan sejumlah pegawai yang disinyalir bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Muara Tirta, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata dan Tim Komunikasi Pemerintah Kota Gorontalo.
Bahkan, diduga ketiga Sekretaris Pribadi (Sepsri) Walikota turut diboyong ke Surabaya. Anehnya, publik bertanya-tanya, misalkan soal keberangkan Staf di Dinas Sosial yang ikut berangkat, sementara Kepala Dinas Sosial malah tidak ikut dalam kegiatan itu.
Pun demikian dengan Staf PDAM yang belum lama ini diterima sebagai pegawai, turut serta dalam rombongan, apalagi diduga mereka adalah Tim Sukses Adhan Dambea pada Pemilihan Walikota lalu.
Berdasarkan informasi tambahan, paling banyak staf dan pegawai yang ikut dalam rombongan adalah perempuan-perempuan diinstansi Pemerintah Kota Gorontalo.
Keikutsertaan Pemerintah Kota Gorontalo dalam kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya tahun ini mendapat sorotan, khususnya karena dominasi peserta perempuan dalam rombongan. Namun, Kepala Bappeda Kota Gorontalo, Meidy N. Silangen, menegaskan bahwa kehadiran para perempuan tersebut bukan tanpa alasan.
“Ada kegiatan khusus perempuan di APEKSI, dan kami hadir karena memang memiliki peran strategis di forum tersebut,” jelas Meidy.
Salah satu agenda penting adalah Ladies Program, yang menjadi wadah diskusi dan kolaborasi para istri kepala daerah serta pejabat perempuan dari seluruh Indonesia. Tema yang diusung tahun ini, “Dari Perempuan untuk Negeri”, membahas peran perempuan dalam pembangunan daerah, termasuk dukungan terhadap pelayanan dasar seperti Posyandu, serta promosi UMKM dan branding daerah.
Kota Gorontalo sendiri tampil membanggakan lewat fashion show Wastra Nusantara, dengan menampilkan kain khas karawo yang dikenakan oleh Ketua TP PKK Kota Gorontalo. “Kami ingin memperkenalkan kekayaan lokal Gorontalo, terutama karawo yang merupakan sulaman tangan bernilai tinggi,” tambah Meidy.
Selain itu, rombongan juga berpartisipasi dalam Karnaval Budaya Light Culture Parade yang akan digelar pada hari ini, Jumat (9/05/2025). Delegasi perempuan dari Gorontalo mengenakan busana karawo dengan tema warna-warni yang menggambarkan semangat dan keindahan budaya lokal. Acara ini sekaligus menjadi strategi promosi pariwisata dan city branding “Gorontalo Kota Jasa”.
Tak hanya itu, APEKSI juga menghadirkan Youth City Changers (YCC), wadah bagi anak muda dari berbagai kota untuk berbagi ide dan berinovasi. Pemerintah Kota Gorontalo turut serta dengan mengutus satu perwakilan mahasiswa asal Gorontalo yang saat ini sedang menempuh studi di Malang. “Kami percaya, ide-ide segar dari generasi muda sangat penting untuk masa depan kota,” ujar Meidy.
Meidy juga menambahkan, “Sangat disayangkan jika masih ada yang mempersoalkan kehadiran perempuan dalam kegiatan ini. Di era sekarang, perempuan bukan hanya pendamping, tapi juga penggerak pembangunan. Kami hadir dengan tugas, tanggung jawab, dan visi yang jelas.”
Dengan rangkaian peran tersebut, Meidy berharap masyarakat tidak lagi salah paham mengenai kehadiran perempuan dalam rombongan APEKSI. “Kami datang bukan sekadar hadir. Kami membawa misi, tanggung jawab, dan komitmen untuk memajukan Kota Gorontalo,” tutupnya.