Maret 13, 2025

Konsisten Lakukan Pemberdayaan Masyarakat, Kilang Kasim Raih Penghargaan Bronze Winner PRIA Awards

Kasim- 28/02/25 PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit VII kembali menorehkan prestasi dengan mendapatkan penghargaan Bronze Winner kategori Program Komunikasi Social Responsibility Sub Kategori Community Based Development melalui program Mama Bagarak di ajang PRIA Awards yang diselenggarakan di Gedung Graha Pos Indonesia, Bandung. (26/02/25)

PR INDONESIA Awards (PRIA) merupakan ajang kompetisi yang menilai kinerja kehumasan/PR di kementerian, lembaga, pemerintah daerah, perusahaan swasta nasional, multinasional, BUMN, anak usaha BUMN, BUMD, hingga perguruan tinggi.

Pendiri sekaligus CEO PR INDONESIA Group Asmono Wikan dalam sambutan di acara puncak Satu Dekade PRIA 2025 mengatakan, sepuluh tahun PRIA bukan sekadar perjalanan waktu, tetapi cerminan dari bagaimana profesi PR di Indonesia terus tumbuh dan berkembang. Di era penuh ketidakpastian ini, peran PR semakin relevan di tengah perubahan kebijakan, kemajuan teknologi, tantangan bisnis, hingga dinamika geopolitik yang terus berkembang.

“Di sinilah peran PR menjadi sangat krusial. Ia hadir bukan hanya sebagai penyampai pesan, tetapi sebagai penjaga kepercayaan, pemberi arah, dan pengelola reputasi, semoga PRIA 2025 menjadi inspirasi kita untuk terus berkarya, berinovasi, dan membawa dampak positif bagi Indonesia di masa depan,”” ujarnya

Area Manager Communication, Relations, CSR, & Compliance RU VII Kasim, Ferdy Saputra menerima sendiri penghargaan ini, PRIA Awards merupakan penghargaan yang diberikan oleh Humas Indonesia kepada perusahaan yang memiliki kontribusi dan memberikan nilai-nilai serta berpartisipasi aktif membangun hubungan sosial di masyarakat.

Dijelaskan Ferdy bahwa program Mama Bagarak ini dirancang untuk meningkatkan kemandirian dan peran wanita adat di tengah komunitas yang masih sangat dipengaruhi budaya patriarki. Program pemberdayaan wanita adat Suku Moi Lemas di Distrik Seget dilakukan melalui pembentukan kelompok wanita adat yang kini beranggotakan 47 orang. Program ini difokuskan pada pengolahan minyak kelapa sebagai upaya meningkatkan kemandirian wanita adat sekaligus mendukung kebutuhan masyarakat setempat.

“Program Mama Bergerak yang dilaksanakan pada Kampung Kasimle telah banyak mengubah perilaku masyarakat dan kegiatan ekonomi yang terus meningkat, sebelum inisiatif ini berlangsung wanita-wanita adat terjebak dalam budaya patriarki yang mana peran wanita adat tidak dipandang setara dengan pria, berharap di masa mendatang program ini semakin membawa dampak tidak semata hanya untuk meraih penghargaan” terangnya.

Sebelum program ini, sekitar 80% wanita di Kampung Kasimle sudah memiliki keterampilan dasar dalam mengolah minyak kelapa secara konvensional. Namun, keterbatasan sarana dan fasilitas menyebabkan proses produksi menjadi tidak efektif dan kurang optimal. Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendekatan ALIS diterapkan dengan menekankan pengembangan berbasis aset yang sudah ada di tingkat komunitas melalui prinsip locality development.

Ferdy juga menambahkan proses yang dialami Kilang Kasim dalam membangun komunitas ini bukan tanpa hambatan, masyarakat adat Suku Moi Lemas memiliki keterbatasan dalam perspektif sosial dan cenderung terkungkung oleh wilayah geografis mereka. Hal ini menyebabkan hambatan dalam membangun komunikasi dua arah yang efektif, terutama saat memperkenalkan ide-ide baru. Budaya yang kuat dan pola pikir yang tertutup membuat simulasi perubahan sosial memerlukan pendekatan yang lebih inklusif dan sensitif terhadap budaya.

“Upaya yang konsisten dan pendekatan berbasis komunitas yang Kilang Kasim lakukan, membawa perubahan yang signifikan, perlahan masyarakat adat Suku Moi Lemas mulai terbuka dan merasakan dampak dari program Mama Bargarak tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi wanita adat sebagai agen perubahan di komunitas mereka” ungkapnya.

Terakhir, Ferdy mengucapkan banyak terima kasih, kepada seluruh insan yang telah bekerja dengan keras dan mencurahkan kepedulian terhadap sesama manusia sehingga program Mama Bargarak dapat menjadi sesuatu dampak yang baik bagi masyarakat timur Indonesia.