Sorong : Musyawarah adalah inti dari demokrasi yang sehat.
Musyawarah adalah ruh dari kebijaksanaan kolektif. Musyawarah didalam organisasi akan memberi pelajaran bagi anggota untuk mendengar sebelum didengar, belajar memahami sebelum dipahami. Sehingga dengan bermusyawarah lahir keputusan-keputusan penting yang tidak hanya menghidupkan organisasi secara internal, tetapi juga berdampak luas terhadap masyarakat.
Demikian disampaikan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu saat menghadiri musyawarah daerah V Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Papua Barat (MUSDA V KAMMI PB) di Kota Sorong. Elisa Kambu mengatakan dii pundak generasi muda seperti KAMMI melekat dua identitas besar: sebagai intelektual muda dan sebagai agen perubahan. Dua identitas ini bukanlah beban, melainkan tangga untuk membawa kebaikan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan umat.
“KAMMI, sebagai organisasi mahasiswa muslim, telah sejak lama membuktikan diri sebagai bagian dari elemen bangsa yang konsisten memperjuangkan Islam, keadilan sosial, dan keutuhan NKRI. KAMMI lahir
dari rahim reformasi, dan semangat itu harus tetap menyala hari ini: semangat untuk terus berpihak pada rakyat, pada kebenaran, dan pada kemajuan”kata Gubernur Elisa Kambu.
“Saya juga berharap, siapapun yang nanti terpilih sebagai pemimpin KAMMI Papua Barat selanjutnya, adalah sosok yang memiliki semangat kolaboratif, visi yang kuat, dan hati yang tulus untuk melayani. Sebagai Gubernur Papua Barat Daya, saya menyatakan komitmen untuk terus membuka ruang dialog dengan para pemuda dan mahasiswa. Pemerintahbekerja sendiri. Kita butuh sinergi. Kita butuh energi muda untuk menghadirkan transformasi” lanjut Elisa Kambu.
Elisa juga menyebutkan, Papua Barat Daya adalah rumah bersama. Sebagai provinsi baru yang sedang bertumbuh, pemerintah sangat menyadari keberhasilan pembangunan bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun karakter dan kesadaran kolektif. Pemerintah ingin membangun masyarakat yang berdaya, inklusif, dan berperadaban. Untuk itu, pemerintah Provinsi Papua Barat Daya membutuhkan pemuda-pemudi yang siap menjadi motor penggerak perubahan, bukan pemuda yang hanya menuntut, tetapi juga memberi; bukan yang hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi.