SNANE PAPUA, Sorong – Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah (KSPPS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Al-Hijrah Kota Sorong menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke-27, pada Sabtu (3/2/2024). RAT yang digelar di Aula Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong tersebut dihadiri lebih dari 800 anggota BMT Al-Hijrah beserta sejumlah tamu undangan.
Ketua Pengurus BMT Al-Hijrah Kota Sorong, Siswanto mengatakan, RAT ke-27 tersebut sebelumnya telah dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting pada Kamis, 1 Februari lalu. Kemudian kembali dilaksanakan secara luring agar dapat bertatap muka langsung bersama seluruh anggotanya.
Dalam laporannya, Siswanto menyampaikan, rencana kerja anggaran tahun 2024 akan direvisi. Pertama, akan ada peningkatan simpanan 20% atau setara dengan Rp 30 miliar. Selanjutnya, realisasi pembiayaan akan naik dari 5% menjadi 10%, atau sekitar Rp 21,6 miliar.
Outstanding pembiayaan naik menjadi 12% atau setara sekitar Rp 18,6 miliar. Selanjutnya, pendapatan yang sebelumnya hanya 5% naik menjadi 10%, atau setara dengan Rp 2,4 miliar. Untuk biaya, otomatis juga terjadi kenaikan 10% atau sekitar lebih dari Rp 1,5 miliar.
“Dari pendapatan dan biaya yang kita rencanakan akan menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp 894.159.641, atau meningkat 10%. Saya mohon doa dan dukungan dari seluruh jajaran pengurus dan anggota agar kita dapat sama-sama merealisasikan target tersebut,” ujar Siswanto.
Ia juga berharap, kedepannya para anggota bisa lebih aktif baik dalam transaksi atau yang lainnya, sehingga BMT Al-Hijrah dapat berkembang lebih pesat.
Sementara itu, Ketua Pengawas Umum BMT Al-Hijrah, Hartono menambahkan, pada pertemuan tersebut juga akan dibagikan SHU kepada lebih dari 700-an anggota. Dimana, secara tunai hanya akan diberikan pengganti uang transport kepada anggota yang hadir. Kemudian selebihnya akan ditransfer langsung ke rekening anggota.
“Pembagian SHU uang tunai nilainya belum seberapa, hanya untuk transport. Tapi sisanya nanti akan kami berikan langsung melalui rekening masing-masing anggota,” terang Hartono.
Menurut Hartono, adanya pertumbuhan neraca keuangan tersebut sebagai pertanda bahwa ada kesadaran dari masyarakat dalam berkoperasi syariah. Dimana masyarakat yang punya uang bisa menitipkan ke BMT Al-Hijrah, kemudian yang butuh modal bisa memanfaatkan pembiayaannya.
“Adanya siklus simpan pinjam ini juga menunjukkan sehatnya neraca keuangan. Sehingga kepercayaan anggota terhadap lembaga tetap terjaga,” tandas Hartono. (**)