Mei 18, 2025

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan oleh Anggota MPR RI H. Hartono Bersama YABSIRA di Kota Sorong

Sorong – Sebagai upaya memperkuat komitmen kebangsaan dan memperluas pemahaman tentang nilai-nilai dasar negara, H. Hartono, Anggota MPR RI, menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan. Sosialisasi 4 pilar ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Sosialisasi ini menghadirkan Drs. H. Nursono Sidiq sebagai narasumber, Acara ini diselenggarakan di Aula Grha YABSIRA, Kota Sorong, dihadiri para pengelola, pengawas, serta anggota Yayasan YABSIRA, Jum’at (25/4/2025).

Dalam pembukaannya, Anggota DPD RI, H. Hartono menegaskan pentingnya pemahaman terhadap empat pilar kebangsaan, yakni: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Selain menjadi amanat UU, sosialisasi 4 pilar ini bertujuan untuk menumbuhkan Nasionalisme di Tengah Tantangan Global, tema utama yang diangkat dalam sosialisasi ini adalah Menanamkan Rasa Nasionalisme pada Murid Sekolah” kata Hartono.

H. Hartono juga menambahkan bahwa peran sekolah dan lembaga seperti Yayasan YABSIRA sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berjiwa nasionalis, toleran, dan bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Dalam pemaparannya, Drs. H. Nursono Sidiq menekankan bahwa di era digital dan globalisasi, siswa sangat mudah terpapar budaya asing melalui media sosial dan internet. Oleh karena itu, menurut Nursono penanaman nilai-nilai kebangsaan harus dilakukan secara kreatif, kontekstual, dan menyentuh realitas kehidupan generasi muda.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pelajaran formal. Nilai nasionalisme harus hadir dalam keseharian murid — dari cara mereka bersikap, bertoleransi, hingga mencintai budaya sendiri,” ujar Drs. H. Nursono Sidiq.

Para peserta dari Yayasan YABSIRA aktif dalam sesi tanya jawab dan diskusi. Banyak diantara peserta yang menyampaikan tantangan nyata di lapangan, termasuk bagaimana mendampingi siswa yang mulai kehilangan minat pada budaya lokal dan kurang memahami sejarah bangsanya sendiri.

Kegiatan ini ditutup dengan seruan untuk terus menghidupkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan pendidikan, serta komitmen bersama untuk menjadikan sekolah sebagai ruang yang menumbuhkan rasa cinta tanah air.