Sorong : Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PD PII) Kota Sorong menggelar refleksi puncak peringatan Hari Bangkit (HARBA) ke-78 dengan melibatkan kader dan alumni PII se-Papua Barat Daya. Refleksi Harba ke-78 ini merupakan wadah bagi seluruh kader dan alumni untuk bermuhasabah dalam menjalankan perjuangan membina pelajar islam di Sorong dan sekitarnya. Peringatan Harba PII dilaksanakan setiap tangga 4 Mei.
Ketua Pengurus Wilayah Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PWPKB PII) Papua Barat Daya – Wahyudi mengatakan refleksi HARBA PII tiap tahun dilaksanakan sebagai bentuk untuk mengukur perjalanan PII setiap tahunnya, dan tahun ini telah berhasil menapaki usia ke-78 tahun, sehingga perjalanan panjang perjuangan dalam membela negara hingga memperjuangkan hak-hak pelajar dapat dilakukan berkelanjutan.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah pendirian hingga perjuangan PII, ditahun 1947 ketika Joesdi Ghazali membentuk PII 2 tahun setelah kemerdekaan turut membantu mempertahankan Indonesia dari kembalinya niatan penjajah menguasai Indonesia, juga disaat kita berperang melawan saudara sebangsa yang terpengaruh paham komunisme PKI, PII ikut ambil peran mempertahankan agar Indonesia tidak dikuasai paham komunisme, oleh karenanya mari kita jaga semangat, terutama dalam membela pelajar di Indonesia, di Papua Barat Daya untuk mendapatkan hak-haknya, guna mewujudkan cita-cita perjuangan PII” kata Wahyudi, Ahad (11/5/2025).
Ketua Pengurus Daerah PII Kota Sorong, Nadya mengatakan pelaksanaan HARBA ke-78 dilaksanakan dengan tujuan untuk membangun sharing antara kader yang masih aktif maupun kader yang telah purna sehingga ghirah perjuangan PII dapat ditularkan dari generasi ke generasi.
“Tujuan kami menggelar refleksi HARBA ke-78 bersama kader yang telah purna atau alumni agar terjali silaturahmi dan tentunya kami sebagai generasi penerus ini dapat ghirah yang sama ketika dulunya Kanda dan Yunda berada di PII” ujar Nadya.
Refleksi HARBA ke-78 Pelajar Islam Indonesia (PII) di Papua Barat Daya diselingi dengan saling memberi inspirasi pergerakan dan perjuangan dan ditandai dengan pemotongan tumpeng.